HARAPAN

  HARAPAN Harapan bukanlah keyakinan akan sesuatu di masa depan. Harapan adalah kesaksian, bahwa kita tetap akan bertahan, terus menjalani hidup, menghadapi segala yang hidup berikan, dengan segenap kepercayaan akan gelora cinta yang menggebu... walau hidup hanya berisi duka, lara, dan air mata. Wabah ini telah merenggut nama-nama yang kita kenal dengan baik... mengubah mereka menjadi deretan angka statistik. Perpisahan demi perpisahan... justru mengantarkanku di sini dan kini. Cintaku menanti di balik Lawu. Tunggulah, aku datang bagai gelombang... membawa deru rindu. Corona, kukutuk sumpahi engkau! Aku memang akan mati, tetapi tidak hari ini!!!   13 September 2021 Padmo Adi

Paradoks Eksistensialisme

Paradoks Eksistensialisme

Ketika manusia terbatas, ia justru bebas. Inilah paradoks eksistensialisme. Di dalam keterbatasannya manusia bebas. Ketika Indonesia dijajah Belanda, Indonesia bebas untuk menjadi anjing Belanda atau justru memperjuangkan kemerdekaan. Ketika aku terbatas di Jakarta yang bebas ini, aku bebas. Aku bebas untuk tiduran saja tanpa melakukan apa-apa. Aku bebas membaca. Aku bebas menulis. Aku bebas bercinta. Aku bebas pergi ke Pondok Gede. Atau, aku bebas pulang ke Solo. Jakarta, kota yang bebas ini justru membatasi. Namun, dalam keterbatasan ini aku bebas. Suatu penjara raksasa. Keterbatasan manusia dalam hal ruang, waktu, dan kematian pun sangat memberikannya kebebasan.

Jakarta, 29 Juli 2011
Padmo Adi

Comments