PADMOSOEDARJO, Sang Pejuang dan Pecinta

PADMOSOEDARJO Sang Pejuang dan Pecinta   Padmosoedarjo muda. Foto koleksi pribadi . Padmosoedarjo, atau yang kupanggil Eyang Daryo, adalah Veteran Perang Kemerdekaan Indonesia. Eyang Daryo berjuang di bawah Ignatius Slamet Rijadi, khususnya pada peristiwa Serangan Umum Surakarta. Anak-anak Lurah Atmowirogo. Padmosoedarjo muda adalah dua dari kiri. Foto dokumen pribadi . Dari kiri ke kanan: Siti Nonijah, Hadrianus Denda Surono, Maria Goretti Purwini, dan Padmosoedarjo. Foto dokumen pribadi . Padmosoedarjo adalah seorang pejuang sekaligus pecinta. Ketika Siti Nonijah, istrinya, mengajukan pilihan sulit, pilih tetap jadi tentara atau pilih dirinya, Eyang Daryo lebih memilih istrinya, kekasih hatinya. Kemudian dia menjalani hidup sederhana di Kauman, Surakarta. Di usia senjanya, dia lebih dikenal sebagai tukang pijat bayi. Antara Thanatos dan Eros, jelas dia memilih Eros. Padmosoedarjo bersama salah seorang anak menantunya dan salah seorang cucunya,  Adita Dyah Padmi Noviati. Fot

Kepada Tuhan

Kepada Tuhan

Bagaimana bisa aku berkata kepada-Mu,
ketika aku tak lagi bisa berdoa?
Sudah lupa aku syair lagu Kemuliaan...
Juga lupa aku cara memakai rosario...
Yang tersisa hanya Tanda Salib
dan tiga penggal kata,
Terima... kasih... Tuhan...

Sesubuh ini belum juga bisa aku tidur
aku mengingat-Mu
aku merenungkan-Mu
Kuingat kenangan-kenangan
ketika kita berdua duduk semeja
Saat itu,
aku punya seribu kata
untuk berdoa

Entah ke mana kata-kata itu...
Buku brevirku telah berdebu
Rosarioku berkarat dan lesu
Meski masih kubaca Sabda-Mu

Kini, sepagi ini...
izinkan aku menghadap-Mu
dengan tiga kata yang tersisa
Terima kasih, Tuhan

Sarang Kalong, 03.12, 23 Oktober 2012
Yohanes-Paulus Padmo

Comments