TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

TANAH SUCI

TANAH SUCI

Tanah Suciku
bukan Arab
bukan Kanaan
bukan Vatican
bukan Hindhustan
bukan Persia
bukan pula Tiongkok

Tanah Suciku
adalah Garudadwipa
adalah Indonesia
adalah Surakarta

di sanalah aku lahir dari rahim ibuku
di tanah itu ketuban yang menyelimutiku tumpah
di tanah itu ari-ari bungkusku ditanam
di sanalah keringatku menetes dan bersatu dengan tanah
menjadi padi
menjadi kebijaksanaan abadi
menjadi puisi
menjadi doa-doa syukur

Di dalam darahku mengalir darah ksatria
mengalir pula darah pujangga merdeka
yang melebur bersama darah petani desa
Dan, inilah perutusanku...
menjaga Tanah Suciku
menjaga Tanah Moyangku
hingga kelak aku kembali
ke pelukan rahim ibu pertiwi

Surakarta, 02 Oktober 2012
Padmo Adi 

Comments