MALAM DI SEBUAH TERMINAL

MALAM DI SEBUAH TERMINAL Seorang pengamen bernyanyi di dalam sebuah bus antarkota. Dokumen pribadi. Bus AKAP diam menggeram nunggu penumpang terburu mereka dikejar malam hari kadung jadi lesu Naik seorang perempuan padanya ada ukulele menyanyikan tembang kenangan harga dirinya timbang nglonthe Setelah turun itu perempuan naik lelaki berjualan tahu kepada penumpang dia tawarkan dia bilang tahunya tahu baru Lalu naik juga aki tua Ngaji baca ayat satu dua Tak lupa juga mengucap doa Lalu minta duit imbal surga Bus AKAP lari arungi malam membawa kenangan dan harapan disaksikan purnama yang diam Hidup tetap harus dilanjutkan Surabaya, 08 Oktober 2025 Padmo Adi

REGUKLAH HIDUP. RAYAKANLAH!

REGUKLAH HIDUP. RAYAKANLAH!
-Padmo Adi-

Aku ini seorang eksistensialis. Aku tidak melihat dari mana kamu berasal. Aku tidak melihat apa agamamu. Aku tidak melihat apa rasmu. Aku tidak melihat bagaimana silsilah keluargamu. Yang aku lihat adalah perbuatanmu. Dari perbuatanmu itu, aku mendeskripsikan siapa dirimu. Dan, dari perbuatanmu itu, aku memahami konsekuensi yang kamu tanggung.

Bung, kita terapung-apung di dalam samudera kebebasan. Tidak ada manual-book di dalam hidup ini. Sangkamu kalau kamu melakukan A, kamu akan mendapat B, dan hanya akan menanggung B? Tidak, Bung, kamu bisa saja mendapat X dan menanggung Z. Namun, keberanianmu di dalam menanggung segala konsekuensi dari perbuatanmu itulah yang aku apresiasi. Itu merupakan suatu "ya" pada hidup. Layaknya seorang ksatria yang hidup sebagai ksatria dan mati pula sebagai ksatria.

Reguklah hidup. Rayakanlah!

Comments