SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Kerajaan Allah Sudah Hadir di Sini dan Sekarang

Kerajaan Allah Sudah Hadir di Sini dan Sekarang

Carilah "passion" hidupmu, panggilan jiwamu... dan jalanilah. Jangan katakan "tidak" ketika hatimu mengatakan "ya", jangan katakan "ya" ketika hatimu mengatakan "tidak". Hayatilah hidupmu. Katakanlah "ya" pada hidup. Hiduplah di sini dan sekarang seakan-akan tiada kehidupan surga setelah kematian, sebab... toh Kerajaan Surga telah hadir di sini dan sekarang :)

Ke mana pun aku pergi, aku hanya ingin melihat Tuhan di sana. Bahkan, ketika tubuhku memasuki tubuhmu, dan jiwaku berpelukan erat dengan jiwamu, aku pun ingin melihat Tuhan.

Kerajaan Allah sudah hadir di sini dan sekarang. Aku sendiri pun telah melepas surga yang nanti dan di sana. Mengapa kamu membunuh untuk merasakan surga yang nanti dan di sana, di saat kamu bisa mengasihi dan membangun surga yang di sini dan sekarang?

@KalongGedhe

Comments