Tahukah engkau,
wahai perempuan
bahwa kaubegitu
menawan...
menawan hati dan
pikiran
sehingga
memaksaku untuk mengatakan...
‘aku cinta’?
Tapi, tahukah
engkau, wahai perempuan
kata cinta yang
kuucapkan kepadamu itu
dan yang
kausambut dengan ‘ya’ dari bibirmu
bisa jadi adalah
kesepahaman kautunduk padaku?
Engkaupun
melakukan segala sesuatu
untuk membuatku
tetap bergairah kepadamu
Gincu merah itu
Lulur mandi itu
Lingerie merah
muda itu
Dan, di atas
ranjang ini
kaubuat aku
seakan-akan tunduk padamu
tanpa kausadari akulah
yang telah menguasaimu
Sebagai lelaki
aku akan senang
melihat perempuan cantikku hamil
lalu dengan
bangga berkata pada dunia
bahwa akulah
yang telah menghamilimu!
Aku akan senang
memamerkanmu kepada teman-temanku
lalu dengan
bangga berkata pada mereka
bahwa perempuan
cantik itu adalah biniku!
Ah...
perempuan...
aku bisa
melakukan itu semua tanpa kausadari!
Lalu meninabobokanmu
dengan kata ‘cinta’
sembari berbisik
di telingamu ‘kau ayu’
Perempuan...
Perempuanku...
aku tidak ingin
melakukan itu semua
Cinta tanpa rasa
hormat adalah palsu!
Memang, sebagai
lelaki aku sulit memahamimu,
kau
yang begitu berbeda denganku
Itulah mengapa
aku sering salah memperlakukanmu
dan
menempatkanmu ke dalam cara pandangku
Sekarang, aku
akan duduk diam...
mendengarkanmu
menarasikan dunia
dari sudut
pandang perempuanmu.
tepi
Jakal, 27 Agustus 2013
Padmo
Adi (@KalongGedhe)
Comments
Post a Comment