TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Kepada Perempuan


Tahukah engkau, wahai perempuan
bahwa kaubegitu menawan...
menawan hati dan pikiran
sehingga memaksaku untuk mengatakan...
‘aku cinta’?

Tapi, tahukah engkau, wahai perempuan
kata cinta yang kuucapkan kepadamu itu
dan yang kausambut dengan ‘ya’ dari bibirmu
bisa jadi adalah kesepahaman kautunduk padaku?
Engkaupun melakukan segala sesuatu
untuk membuatku tetap bergairah kepadamu
Gincu merah itu
Lulur mandi itu
Lingerie merah muda itu
Dan, di atas ranjang ini
kaubuat aku seakan-akan tunduk padamu
tanpa kausadari akulah yang telah menguasaimu

Sebagai lelaki
aku akan senang melihat perempuan cantikku hamil
lalu dengan bangga berkata pada dunia
bahwa akulah yang telah menghamilimu!
Aku akan senang memamerkanmu kepada teman-temanku
lalu dengan bangga berkata pada mereka
bahwa perempuan cantik itu adalah biniku!

Ah... perempuan...
aku bisa melakukan itu semua tanpa kausadari!
Lalu meninabobokanmu dengan kata ‘cinta’
sembari berbisik di telingamu ‘kau ayu’

Perempuan...
Perempuanku...
aku tidak ingin melakukan itu semua
Cinta tanpa rasa hormat adalah palsu!
Memang, sebagai lelaki aku sulit memahamimu,
kau yang begitu berbeda denganku
Itulah mengapa aku sering salah memperlakukanmu
dan menempatkanmu ke dalam cara pandangku
Sekarang, aku akan duduk diam...
mendengarkanmu menarasikan dunia
dari sudut pandang perempuanmu.

tepi Jakal, 27 Agustus 2013

Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments