KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING

  KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING   Pada suatu malam Sang Hyang bersabda, “Pergilah ke Timur, ke tanah yang Kujanjikan keluarlah dari kota ayahmu pergilah dari kota kakek moyangmu seperti halnya Isyana boyongan begitulah kamu akan mengenang moyangmu yang di Medang.”   Aku mengiya dalam kedalaman sembah-Hyang, sembari mengenang para leluhur, bapak dan eyang. Leluhurku adalah Sang Tiyang Mardika yang dengan kebebasannya menganggit sastra Jawa . Sementara eyang adalah pasukan Slamet Riyadi, ibunya Tumenggung, ayahnya Lurah! Bapak sendiri adalah pegawai negeri, guru sekolah menengah di utara Jawa Tengah.   Di sinilah aku sekarang, di tanah Wangsa Rajasa Tidak pernah aku sangka, tidak pernah aku minta Apa yang Kaumaui, Dhuh Gusti Pangeran mami ?! Apa yang Kaukehendaki kulakukan di tanah ini?   Belum genap semua terjawab, empat kali bumi kelilingi matahari! Pun baru purna enam purnama, saat aku tetirah di timur Singhasari, oh, aku

Orang Sederhana

Orang Sederhana
(disadur dari lirik lagu The Simple Man - Orphaned Land)

Segala sesuatu adalah sia-sia (Pengkhotbah 1:1)

Aku dilahirkan untuk meratakan jalan
Biarlah orang-orang mendengar, sabdaku dengarkan
Mereka mengikuti melalui malam-malam mencekam
Seakan aku ini gembala dengan penglihatan kedua

Namun, aku seorang sederhana
Aku mengikuti rencana Surga
Aku tak punya banyak harta
Aku hidup sendiri
Dan, hidup yang aku ketahui
Aku tak butuh atau ingin takhta ini

Di atas panggung sabda ini kusajakkan
Damai bagi setiap manusia adalah mimpi yang kuberikan
Jadi, lakukan seperti yang kuteladankan, bukan kukatakan
Di luar tanah samudera ini aku tak bisa memimpin kalian

Karena aku seorang sederhana
Aku mengikuti rencana Surga
Aku menari sembari mengangkat tangan di udara
Aku akan bersabda malam ini
Beberapa kata dari Yang Ilahi
Namun aku bersumpah, aku bukan Yesus Kristus

Aku tidak layak untuk menerima segala kasih dan kesetiaan yang Engkau tunjukkan kepada hamba-Mu ini (Kejadian 32:10)


disadur oleh Padmo Adi

Comments