SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

APA PUISI?

APA PUISI?

Apa tugas sebuah puisi?

Membariskan kata tanpa makna
yang adalah tubuh tanpa roh
sehingga bisa kita rasuki sekehendak saja?

Atau
Sebuah pamflet dan orasi untuk memaki
presidenmu yang banci?

Atau
Sebuah aforisme untuk menyajakkan
sebuah tesis filosofis?

Atau
Memberi ruang
dan waktu
bagi perasaan-perasaan kalbu?

Mungkin semua ya
Mungkin semua tidak

Atau...

06 Februari 2010
Padmo "Kalong Gedhe" Adi


Comments