MARIA GRAVIDA: Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria, Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya

 MARIA GRAVIDA Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya Patung Maria Gravida berjudul Humanity of Mary  karya Galuh Sekartaji Patung ini sekarang ada di Kapel Kanisius, Jakarta Foto oleh Alexander Koko, S.J. Dari sekian banyak hal yang dapat dilakukan perempuan tanpa dapat dilakukan laki-laki, salah satunya adalah hamil. Perempuan secara biologis dianugerahi rahim, tempat tumbuhnya janin selama kurang-lebih 9 bulan. Peristiwa hamil dapat memiliki beragam makna bagi diri perempuan; bisa positif bisa juga negatif. Pada umumnya banyak perempuan menanti-nantikan kehamilan ini, bahkan merawat kehamilan ini dengan sungguh, hingga melahirkan nanti. Walau, dalam beberapa kasus ada juga kemudian perempuan yang menolak kehamilannya. Penolakan kehamilan ini biasanya terjadi karena situasi sosial yang tidak mendukung, misalnya ketiadaan lelaki—sang suami. Situasi tanpa lelaki (baca: suami) itu pulalah yang dialami Maria (atau dalam tr...

EMPAT SAJAK KETIKA MABUK

EMPAT SAJAK KETIKA MABUK

Aku Tak Bisa Tidur
Aku tak bisa tidur
di saat seharusnya aku sudah mendengkur!
Aku tak ingin merusak segala sesuatu yang sudah
            ditata dengan baik dan sesuai letak.
Keparat! Seharusnya aku tidak minum.
Kini aku bangun sendiri. Menjaga mereka yang
            lelap mendengkur kebanyakan minum.
Aku dengan mabuk merangkai puisi
sembari menjaga teman-temanku
dan ditemani segelas air putih
untuk mengundang kembali kesadaranku.
Oh Freud... Oh Lacan...
akankah aku sadar lagi?

Serigala Malam
Ketika air-air surga menghujan,
para serigala melolong
berlarian
menyalak.
Kini aku sadar.
Entah apa aku akan ingat esok hari.
Esok? Ini sudah esok!!!
Tidak... tidak... aku akan tenang
            menjaga mereka,
teman-teman yang kucinta.

Liar
Sesekali waktu kubiarkan ketidaksadaranku
            merajaiku.
Aku terus berjuang.
Bergulat di antara kesadaran dan ketidaksadaranku.
Tapi aku harus menjaga teman-temanku yang mabuk.
Temanku pergi. Pulang meninggalkan kami.
Kuharap dia baik-baik saja.
Kuharap dia baik-baik saja.
Baru kali ini aku kehilangan kesadaranku.
Lihatlah... bahkan tulisanku tak dapat
            dibaca.
Tapi aku masih setia bangun.
Menjaga lelap teman-temanku yang rubuh.
            Keparat adalah kata yang paling puitik.

Masih Harus
Aku masih harus pulang.
Tapi aku mabuk.
Dan kesadaranku, entah ke mana.
Aku hanya bisa memantaunya dari kejauhan.
Kuharap, teman-temanku baik-baik saja.
Sementara aku menjaga mereka
sembari memanggil kembali kesadaranku.
Yogyakarta 27 Januari 2014
Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments