MALAM DI SEBUAH TERMINAL

MALAM DI SEBUAH TERMINAL Seorang pengamen bernyanyi di dalam sebuah bus antarkota. Dokumen pribadi. Bus AKAP diam menggeram nunggu penumpang terburu mereka dikejar malam hari kadung jadi lesu Naik seorang perempuan padanya ada ukulele menyanyikan tembang kenangan harga dirinya timbang nglonthe Setelah turun itu perempuan naik lelaki berjualan tahu kepada penumpang dia tawarkan dia bilang tahunya tahu baru Lalu naik juga aki tua Ngaji baca ayat satu dua Tak lupa juga mengucap doa Lalu minta duit imbal surga Bus AKAP lari arungi malam membawa kenangan dan harapan disaksikan purnama yang diam Hidup tetap harus dilanjutkan Surabaya, 08 Oktober 2025 Padmo Adi

Pesan untuk Anak Lelakiku

Pesan untuk Anak Lelakiku

Wahai anak lelakiku,
yang kudamba sedari masa muda
yang kumohon sejak aku remaja,
dengarkan nasihatku, dengarlah...

Engkau dilahirkan untuk mengubah dunia
Beranilah bermimpi
Cari petualangan untuk dijalani
Cari pertempuran untuk diperjuangkan
Temukan keindahan untuk dilindungi

Sebagai lelaki sejati
ada tiga perkara untuk dicintai
Cintai Tuhanmu
Cintai bangsamu
Cintai perempuanmu

Namun, ingatlah
jangan pernah menawarkan kekuatan cinta
sebelum kauraih di medan pertempuran
sebelum kaurasa dalam petualangan

Bagaimana mungkin kautawarkan
yang tak pernah kaumiliki dan raih?

Ketika kautawarkan cinta pada perempuan,
sebelum pernah kauraih di medan pertempuran
dan sebelum pernah kaurasakan dalam petualangan,
percayalah Nak,
sebenarnya kauhanya mengemis cinta padanya.
Dan, itu memalukan!!!

Ketika kautawarkan cinta pada perempuan,
setelah kauraih di medan pertempuran
dan setelah kaurasakan dalam petualangan
namun penolakan yang kaudapatkan
pergilah dengan dada masih penuh kehormatan

Tepi Jakal, 13 Maret 2011
Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments