SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Yesus Seorang Eropa


Yesus Seorang Eropa

Yesus, pemuda Desa Galilea
            seorang Yahudi dia
            “encik” kalau aku boleh berkata.
Yesus mati dengan cara Roma
            dibawa hingga ke Eropa
            maka jadi Eropa dia
Kulit cokelatnya jadi putih
            pipinya pun kemerah-merahan
            walau rambutnya tetap cokelat ikal.
Yesus dibawa ke Nusantara
            oleh para petualang Eropa
            sampai di Jawa
            dia tetap Eropa
            dia tak sanggup jadi Jawa.
Udik!

pascapaskah, 23 April 2014
Padmo Adi

Comments