TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

NEGERI INI BUKANLAH MILIK KITA - Indonesia

NEGERI INI BUKANLAH MILIK KITA
Indonesia
*kepada Anak-Cucu

Wahai Anak-cucu, datanglah
‘Kan kukisahkan sebuah negeri
Tanahnya subur kaya melimpah
Tempat kita dilahirkan dan mati

Samudera biru luas membentang
Gunung-gunung tinggi menjulang
Langit lazuardi gilang-gemilang
Emas permata banyak tak terbilang

Di sini, di tanah ini kita dilahirkan
Di sini, di tanah ini kita dikuburkan
Keringat kita tercurah di atasnya
Darah kita tertumpah menyuburkannya

Akan tetapi, Anak-cucu, dengarlah
Negeri ini bukanlah milik kita
Negeri ini hanya milik yang kaya
Kita hanya menumpang hidup semata

Orang-orang kaya itu tak sudi berbagi
Warisan leluhur ini miliknya semata
Kita ini hanya menumpang hidup dan mati
Sebab, kata mereka kita malas bekerja

Tapi, Nak, kau jangan terkejut dikatai malas
Kubur kakek masih basah di Anyer-Panarukan
Hasil ladang nenek separuh untuk Bule culas
Mereka tidak bilang ini ketidakadilan

Negeri ini bukanlah milik kita
Negeri ini hanya milik yang kaya
Kita hanya menumpang hidup semata
Bukan Tuhan, sistem tak adil biangnya

Ngayodyakarta, 24 November 2014
Padmo Adi

Comments