MARIA GRAVIDA: Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria, Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya

 MARIA GRAVIDA Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya Patung Maria Gravida berjudul Humanity of Mary  karya Galuh Sekartaji Patung ini sekarang ada di Kapel Kanisius, Jakarta Foto oleh Alexander Koko, S.J. Dari sekian banyak hal yang dapat dilakukan perempuan tanpa dapat dilakukan laki-laki, salah satunya adalah hamil. Perempuan secara biologis dianugerahi rahim, tempat tumbuhnya janin selama kurang-lebih 9 bulan. Peristiwa hamil dapat memiliki beragam makna bagi diri perempuan; bisa positif bisa juga negatif. Pada umumnya banyak perempuan menanti-nantikan kehamilan ini, bahkan merawat kehamilan ini dengan sungguh, hingga melahirkan nanti. Walau, dalam beberapa kasus ada juga kemudian perempuan yang menolak kehamilannya. Penolakan kehamilan ini biasanya terjadi karena situasi sosial yang tidak mendukung, misalnya ketiadaan lelaki—sang suami. Situasi tanpa lelaki (baca: suami) itu pulalah yang dialami Maria (atau dalam tr...

Dia Mau Jadi Belanda

Dia Mau Jadi Belanda

Ka, kenapa kaupakai kebaya?
Bukankah hampir tiap hari 'kau bercelana jeans...
hampir sobek di lutut?
Jawabmu, hendak meneladan sesosok Putri Sejati
harum namanya... .

Gadis Jawa dia
lengkap dengan sanggul dan kebaya
Anak Bupati Jepara
Ningrat Jawa!
Raden Ajeng gelarnya.

Namun, Ka, pernahkah kaubaca suratnya kepada Stella Zeehandelaar?
Tak perlu semua, lima halaman saja... .
Kepada perempuan bule itu dia bicara
dia tak ingin jadi Jawa!
Belenggu semata
Dia ingin jadi Eropa...
jadi Belanda!!!

Dia ingin merdeka, Ka... dari adat Jawa
juga dari suami pilihan orang tua!
Iya, Ka, benar... DIA TAK INGIN MENIKAH!!!
Tapi, dia harus... harus, Ka!
Terpaksa
Sebab, dia berkata,
"Bagi perempuan Islam, tidak kawin adalah dosa."
Tapi dia juga berkata,
"Azab sengsara masih terlalu halus untuk menggambarkan perkawinan!"

Aih... Ka... kiranya 'kau tak pernah membaca surat-suratnya itu...
sebab tentu 'kau akan segera menanggalkan kebayamu, lalu kembali mengenakan hotpants jeans-mu.
Kembali ngeropa...
kembali ngamerika.

Ah, Ka... mengapa tidak kautiru saja Cut Nyak Dien
yang menunggang kuda
atau Martha Christina Tiahahu?!
Mereka jelas-jelas anti-Belanda!
Mereka tidak menyurati nonik Belanda!
Mereka menetak kejantanan para sinyo bule berkulit babi!!!

Ka, idolamu yang berkebaya itu ingin jadi Belanda
bukan Jawa.


Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments