SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Kupilihkau untuk Berjalan Bersama

Kupilihkau untuk Berjalan Bersama

Kupilihkau untuk berjalan bersama
bukan karena kita sama,
justru karena kita berbeda.
Namun, kita sama-sama diikat cinta.

Aku mencintaimu dengan segenap jiwaku.
Aku mencintaimu dengan segenap ragaku.
Tak perlu kita maknai apa cinta ini... .
Dalam hening mari cinta kita nikmati.

Di hadapan langit dan bumi
dan di hadapan segenap umat manusia
kuucapkan janji setia:
Aku akan mencintaimu
dalam untung dan malang
dalam suka maupun duka
dalam sehat ataupun sakit.
Aku akan setia.
Dan, aku bersumpah:
hanya dirimu yang kucinta
hanya cintamu yang kudamba.

Maka, kepadamu kuminta,
setialah... hingga Tuhan memisahkan kita
lewat maut yang agung mulia.
Atau, kita akan mati bersama
dengan saling berpelukan menghadap-Nya.

Mari, kemari belahan jiwaku, sigaraning nyawaku.
Tepat pada hari ini kaujadi istriku
dan aku jadi suamimu.
Hari ini bukan akhir dari kisah cinta kita...
justru perjalanan penuh rintangan baru saja kita awali.

Maka, biarlah di hadapan langit dan bumi
dan segenap umat manusia yang menjadi saksi
kupeluk jiwa-ragamu erat
dan kita saling berpagut mesra.

Aku mencintaimu.


Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments