TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

PARA PENCARI TUHAN


PARA PENCARI TUHAN

Tuhan sudah tidak ada lagi di altar.
Tuhan keleleran di jalan.
Tuhan mengamen di perempatan.
Tuhan kena kusta mengemis di lampu merah.
Tuhan adalah sopir truck yang pulang malu, tak pulang rindu.
Tuhan adalah sopir bus AKAP yang ditilang polisi karena ugal-ugalan demi waktu berharga penumpang.
Tuhan adalah penjual tahu goreng di SPBU-SPBU.
Tuhan adalah penjual air mineral di terminal.
Tuhan adalah tukang parkir yang dimaki pengemudi Pajero.
Tuhan adalah suami yang pulang dari Jakarta membawa rindu anak bayinya.
Tuhan yang tersalib, disalib di jalanan basah sehabis hujan semalam.


Jalan Ruwet Duwet, Karangasem, 07 November 2016
Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments

Post a Comment