BULAN KEMERDEKAAN

  BULAN KEMERDEKAAN   麦わらの一味 Dua minggu lalu kita dipanggang matari dengan cinta mengenang kebebasan hormat pada Merah-Putih lambang darah-keringat perjuangan moyang simbol cinta-harapan hidup sejahtera di tanah merdeka, milik kita!   Pada Minggu itu aku saksikan kawan-kawanku berdandan a la pejuang dan pahlawan memainkan kembali kisah perlawanan Lalu bersama bergembira Delapan puluh tahun kita merdeka!   Merdeka? Kamis lalu seorang pemuda tewas dilindas ACAB! Hari ini seorang mahasiswa mati dipersekusi ACAB! Mana Sila Kedua Pancasila?!   Kami bersuara bukan karena benci! Kami hanya ingin Sila Kelima Pancasila terwujud nyata di tanah kita!   Aku tidak akan pernah lagi sudi mengajar Pancasila dan Kewarganegaraan di negeri ini!!!   Biadab-biadab itu adalah monster yang dididik untuk hanya tahu menyiksa, mendera, dan membunuh! Biadab-biadab itu adalah Herder yang dilatih untuk melindungi kepenti...

JALAN KEMIRI

Jalan Kemiri

Delapan tahun sudah tak kulalui jalan ini.
Di sini keremajaanmu berbunga,
dan aku malu-malu memetiknya.

Kini cinta kita berbuah kehidupan. (Foto koleksi pribadi)
Masihkah kauingat,
kita berjalan berdua menyusuri Jalan Kemiri?
Lalu makan di salah satu warung
yang bersahabat dengan kantong anak kos macam kita.

Dan masih berdiri di tempatnya,
kos-kosanmu yang jadi saksi cinta culun itu.
Aku tertawa geli mengingat aku harus sembunyi,
pura-pura berak di WC agar ibu kosmu tak mempergoki.

Ah... Jalan Kemiri...
dan cinta yang kini beranjak abadi.
Selalu ada tempat di hatiku untuk Salatiga, Ka,
sebab di sanalah awal mula kisah kedua kita.

Salatiga, 17 Juli 2017
Padmo Adi

Comments