TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH

TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH   Tubuh Tuhan dikonsekrasikan. Dokumen Pasukan Komsos Singosari. Sebenarnya aku ini terlanjur ajur remuk dan terkutuk Bayang maut yang merenggut menjelma jadi takut   Bapak tidak genap empat lima   Kupunguti pecahan diriku yang berserakan di jalanan Aku tak nemu kedamaian di dalam gereja Tuhan   Lucunya, belasan tahun silam rasa yang sama pernah melanda Namun, kini aku lebih bisa nerima   Kubawa puing-puing itu dan kurangkai laksana kain perca   Mungkin ada baiknya aku tak lagi dekat mezbah Allah Tempatku jelas bukan sekitar altar Tempatku tidak di atas mimbar Tempatku ada di belakang layar di sudut sujud, penuh kemelut   Dosa-dosa kuhitung Doa-doa membubung   Ah... biarlah aku mengabadikan kejadian keajaiban Tubuh dan Darah Tuhan dikonsekrasikan   Aku rindu makan Daging Tuhan! dan minum Darah-Nya!   Sungguh aku tak layak Tuhan...

Bagaimana Jika Tuhan Itu adalah Seorang Pengamen?

Bagaimana Jika Tuhan Itu adalah Seorang Pengamen?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang pengamen
yang tiba-tiba berdiri di depan rumahmu
menyanyikan lagu Bapa Kami gaya Kota Baru?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang ibu
yang membiayai hidup dan kuliah anak gadisnya
dengan berjualan rica-rica dan sengsu?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang asing
yang duduk di sebelahmu pada sebuah warung hik
menyantap sega kucing yang sama denganmu?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang LC
yang pada suatu bilik karaoke menemanimu nyanyi
demi anak lelakinya yang masih bayi?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah orang tua
yang memohon kepadamu, anaknya
untuk mencoba daftar jadi abdi negara?

Yang jelas,
kita takkan pernah mengenal Tuhan yang tak kelihatan
hanya dengan berteriak-teriak memanggil Nama-Nya

Surakarta Utara, 25 Oktober 2018
Padmo Adi

Comments