TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Bagaimana Jika Tuhan Itu adalah Seorang Pengamen?

Bagaimana Jika Tuhan Itu adalah Seorang Pengamen?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang pengamen
yang tiba-tiba berdiri di depan rumahmu
menyanyikan lagu Bapa Kami gaya Kota Baru?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang ibu
yang membiayai hidup dan kuliah anak gadisnya
dengan berjualan rica-rica dan sengsu?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang asing
yang duduk di sebelahmu pada sebuah warung hik
menyantap sega kucing yang sama denganmu?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah seorang LC
yang pada suatu bilik karaoke menemanimu nyanyi
demi anak lelakinya yang masih bayi?

Bagaimana jika Tuhan itu adalah orang tua
yang memohon kepadamu, anaknya
untuk mencoba daftar jadi abdi negara?

Yang jelas,
kita takkan pernah mengenal Tuhan yang tak kelihatan
hanya dengan berteriak-teriak memanggil Nama-Nya

Surakarta Utara, 25 Oktober 2018
Padmo Adi

Comments