PADMOSOEDARJO, Sang Pejuang dan Pecinta

PADMOSOEDARJO Sang Pejuang dan Pecinta   Padmosoedarjo muda. Foto koleksi pribadi . Padmosoedarjo, atau yang kupanggil Eyang Daryo, adalah Veteran Perang Kemerdekaan Indonesia. Eyang Daryo berjuang di bawah Ignatius Slamet Rijadi, khususnya pada peristiwa Serangan Umum Surakarta. Anak-anak Lurah Atmowirogo. Padmosoedarjo muda adalah dua dari kiri. Foto dokumen pribadi . Dari kiri ke kanan: Siti Nonijah, Hadrianus Denda Surono, Maria Goretti Purwini, dan Padmosoedarjo. Foto dokumen pribadi . Padmosoedarjo adalah seorang pejuang sekaligus pecinta. Ketika Siti Nonijah, istrinya, mengajukan pilihan sulit, pilih tetap jadi tentara atau pilih dirinya, Eyang Daryo lebih memilih istrinya, kekasih hatinya. Kemudian dia menjalani hidup sederhana di Kauman, Surakarta. Di usia senjanya, dia lebih dikenal sebagai tukang pijat bayi. Antara Thanatos dan Eros, jelas dia memilih Eros. Padmosoedarjo bersama salah seorang anak menantunya dan salah seorang cucunya,  Adita Dyah Padmi Noviati. Fot

KEKASIHKU, MAAFKAN AKU YANG SIA-SIA


KEKASIHKU, MAAFKAN AKU YANG SIA-SIA
*kepada Kartika Indah Prativi

Kekasihku,
maafkan aku yang sia-sia
Aku patah digempur realita
Tapi selalu kusyukuri cintamu

Kekasihku,
manusia adalah kesepian dalam keramaian
kita selalu didefinisikan oleh Liyan
Kadang mereka benar, acap kali keliru

Kekasihku,
kita kini tidak lagi berdua
Ada bocah hampir dua tahun di antara
juga janin muda di rahimmu

Betapa aku sungguh mencintai kalian
Tapi bagaimana aku harus membuktikan?
Ijazah itu belum juga bisa jadi jaminan
Walau sepuluh tahun kuliah tak pernah kusesalkan

Dalam hidupku, sepuluh tahun itu adalah waktu terdahsyat
Melebihi petualangan dua ribu kilometer ke Andalas
Betapa aku takkan pernah melupakannya sepanjang hayat
Jiwa muda yang senantiasa bergerak dengan bebas

Namun, Kekasihku,
aku tidak bisa menggambarkan dengan jelas
realita mana yang meremukkanku dengan keras
Mungkin aku yang naif, atau memang Raden Rara itu

Yang jelas, aku merasa kesepian, tanpa asa
Ketika amarah ini bangkit, semua jadi tambah sunyi
tentang diriku yang dungu hingga terperdaya
dan tentang seorang teman yang selalu menghakimi

Setidaknya, aku masih memiliki kamu
aku masih memiliki seorang Ramanjaya
juga janin muda yang belum kita beri nama
Dan Malang? Kiranya kalianlah alasanku

Surakarta Utara, 11 November 2018
Padmo Adi

Comments