CINTA
KITA SEDERHANA
Cinta kita
sederhana.
Orang tua kita merumitkannya.
Bapakmu muazin.
Bapakku prodiakon.
Ibumu pengurus WI.
Ibuku pengurus WKRI.
Ah ... aku suka
jilbab birumu itu ...
mengingatkanku pada Sang Ibu.
“Salam Maria, doakanlah kami ...
... hingga waktu kami mati.”
“Dan sesungguhnya Allah itu ...
... Tuhanku dan Tuhanmu ... .”
Entah apa yang
akan terjadi esok.
Aku mencintaimu kemarin dan kini.
Walau akhirnya kau tetap sujud ke Barat,
aku berlutut di hadapan Tabernakel Suci.
Cinta kita sederhana.
Dan, tragedi mengabadikannya.
Ngadirojo,
23 Mei 2019
Padmo Adi
Comments
Post a Comment