TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH

TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH   Tubuh Tuhan dikonsekrasikan. Dokumen Pasukan Komsos Singosari. Sebenarnya aku ini terlanjur ajur remuk dan terkutuk Bayang maut yang merenggut menjelma jadi takut   Bapak tidak genap empat lima   Kupunguti pecahan diriku yang berserakan di jalanan Aku tak nemu kedamaian di dalam gereja Tuhan   Lucunya, belasan tahun silam rasa yang sama pernah melanda Namun, kini aku lebih bisa nerima   Kubawa puing-puing itu dan kurangkai laksana kain perca   Mungkin ada baiknya aku tak lagi dekat mezbah Allah Tempatku jelas bukan sekitar altar Tempatku tidak di atas mimbar Tempatku ada di belakang layar di sudut sujud, penuh kemelut   Dosa-dosa kuhitung Doa-doa membubung   Ah... biarlah aku mengabadikan kejadian keajaiban Tubuh dan Darah Tuhan dikonsekrasikan   Aku rindu makan Daging Tuhan! dan minum Darah-Nya!   Sungguh aku tak layak Tuhan...

CINTA KITA SEDERHANA


CINTA KITA SEDERHANA


Cinta kita sederhana.
Orang tua kita merumitkannya.
Bapakmu muazin.
Bapakku prodiakon.
Ibumu pengurus WI.
Ibuku pengurus WKRI.

Ah ... aku suka jilbab birumu itu ...
mengingatkanku pada Sang Ibu.
“Salam Maria, doakanlah kami ...
... hingga waktu kami mati.”
“Dan sesungguhnya Allah itu ...
... Tuhanku dan Tuhanmu ... .”

Entah apa yang akan terjadi esok.
Aku mencintaimu kemarin dan kini.
Walau akhirnya kau tetap sujud ke Barat,
aku berlutut di hadapan Tabernakel Suci.

Cinta kita sederhana.
Dan, tragedi mengabadikannya.


Ngadirojo, 23 Mei 2019
Padmo Adi


Comments