PADA PERSIMPANGAN JALAN

  PADA PERSIMPANGAN JALAN   Jalan di depan berkabut.  Dokumen pribadi . Kita akan berpisah. Tapi, aku senang pernah berjumpa denganmu, mengenalmu, dan melangkah bersamamu... hingga nanti pada persimpangan itu. Kau akan kembali ke asalmu, sementara aku tetap akan di sini, berjaga bersama waktu. Aku tidak pernah punya keberanian untuk berkunjung ke kotamu. Mungkin nanti ketika aku telah selesai di sini. Tapi, apakah nanti akan tiba? Yang jelas, nanti adalah perkara perpisahan. Jadi, selamat jalan.   Malang, 05 Desember 2022 Padmo Adi

KISAH LELAKI DI DALAM KOTAK LIMA INCHI

KISAH LELAKI DI DALAM KOTAK LIMA INCHI

Suatu hari kelak anak turunku akan membuka Sarang-Kalong.
Di sana mereka akan bertemu denganku...
sama seperti ketika aku bertemu Bapak pada buku hariannya...
sama seperti ketika aku bertemu Eyang Wareng pada museum Radya Pustaka.

Malang memang nasibku. Aku diceraikan dari Surakarta, walau aku ingin pulang ke sana, pasca-Salatiga, pasca-Ayodyakarta. Namun, dengan begitu, Surakarta menjadi jouissance yang hilang... Tanah Suci tempat naungan Fantasi.

...

Maka, kiranya genaplah tulisan ini:

“Bapak bagi bapak
adalah lelaki sepuh
dalam rumah tua di Kauman.

Bapak bagiku
adalah lelaki yang terbaring
di bawah batu marmer hitam.

Bapak bagi anakku
adalah lelaki
di dalam kotak lima inchi.”

Dokumen pribadi.

...

Malang memang nasibku.
Namun, jika aku boleh bernegosiasi,
suatu waktu nanti aku harus mengangsu,
izinkan aku menimba di bawah Ringin Soekarno lagi.

Malang, 23 Oktober 2019
Padmo Adi

Comments