BULAN KEMERDEKAAN

  BULAN KEMERDEKAAN   麦わらの一味 Dua minggu lalu kita dipanggang matari dengan cinta mengenang kebebasan hormat pada Merah-Putih lambang darah-keringat perjuangan moyang simbol cinta-harapan hidup sejahtera di tanah merdeka, milik kita!   Pada Minggu itu aku saksikan kawan-kawanku berdandan a la pejuang dan pahlawan memainkan kembali kisah perlawanan Lalu bersama bergembira Delapan puluh tahun kita merdeka!   Merdeka? Kamis lalu seorang pemuda tewas dilindas ACAB! Hari ini seorang mahasiswa mati dipersekusi ACAB! Mana Sila Kedua Pancasila?!   Kami bersuara bukan karena benci! Kami hanya ingin Sila Kelima Pancasila terwujud nyata di tanah kita!   Aku tidak akan pernah lagi sudi mengajar Pancasila dan Kewarganegaraan di negeri ini!!!   Biadab-biadab itu adalah monster yang dididik untuk hanya tahu menyiksa, mendera, dan membunuh! Biadab-biadab itu adalah Herder yang dilatih untuk melindungi kepenti...

NOLOGATEN

NOLOGATEN

Nologaten
betapa aku merindukanmu
 
Malam Ngopinyastro XXVII di Bjong sekitar tahun 2014, seorang perempuan membaca puisi.
aku rindu cangkir-cangkir kopimu
tempat aku membaca puisi di balik punggungmu, membisikkan sajak cinta yang gagah tapi nelangsa karena kemiskinan membuat kita hanya bisa bercinta dengan tidak bersuara dan berekspresi muka di bawah kolong meja tanpa pernah berani melegalkannya di hadapan agama dan negara

aku rindu botol-botol susu macanmu
yang aku minum hingga mabuk, lalu meracau tentang teori-teori Gramsci, Althusser, Saussure, Barthes, hingga Žižek, dan Lacan di bawah Beringin Soekarno yang anggun dan kebapakan, seakan-akan sudah siap untuk mengkritisi negara yang mengirim buldoser ke Kulon Progo, mengirim truck-truck ke Pegunungan Kendeng, dan membabat hutan Sumatera, Kalimantan, dan Papua jadi kebun sawit yang disuburkan oleh darah Suku Anak Dalam, Orangutan, dan kemerdekaan

aku rindu dengung suara para pemudamu
yang bercerita tentang kejayaan masa lalu nusantara, sembari melupakan skripsi bab dua belum selesai revisi juga, dan tak memiliki beban memikirkan besok pascawisuda akan kerja jadi apa, jadi budak korporat atau jadi babu negara, atau malah berdikari menanam padi dan jagung sendiri, walau kini benihnya harus beli dari korporasi, sebab budidaya sendiri adalah pidana pelanggaran hak cipta

aku rindu lampu-lampu kuningmu
yang menerangi malam-malam yang seolah abadi, membekukan waktu, seakan subuh takkan pernah berkumandang hingga esok takkan pernah tiba, sehingga kita seolah takkan pernah menua, tetap muda, bertenaga, dan berbahaya, dengan metafora-metafora liar yang mendiskursuskan imajinasi akan suatu harapan tentang dunia yang lebih baik dan memesona
 
Para penyair kafe Malam Ngopinyastro di Warkop Bjong sekitar tahun 2012
Nologaten
sungguh aku merindukanmu

Malang, 17 Desember 2019
Padmo Adi

Comments