AWAL DARI KISAH YANG LAIN

AWAL DARI KISAH YANG LAIN Desain cover oleh Daniela Triani   Kata Pengantar Kisah-kisah Problematika Gender yang Manga-esque   Buku ini adalah ruang-waktu yang kami ciptakan supaya teman-teman mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, yang terlibat di dalamnya memiliki kesempatan untuk berkarya mengartikulasikan pengalaman dan pemahaman mereka akan gender dan problematika yang ada tentang gender tersebut. Tentu teori-teori gender itu mereka dapatkan di dalam kelas. Dalam kesempatan ini, diharapkan para mahasiswa mampu mem- break down dan mengartikulasikan teori tersebut melalui sebuah kisah (fiksi) yang lebih dekat dengan mereka. Tentu saja pembahasan mengenai gender ini selalu menarik dan selalu terbuka akan berbagai macam kemungkinan. Kisah tentang gender yang dihadirkan oleh teman-teman mahasiswa Sastra Jepang ini sungguh menarik; ada kisah yang menelusuri problematika gender itu di ranah yang paling privat—ketika seseorang mempertanyakan identitas gende

TEMPAT ISTIRAHAT (David Campton) - Padmo Adi & Dewi Puji Lestari

TEMPAT ISTIRAHAT (David Campton)
Padmo Adi & Dewi Puji Lestari



Padmo Adi dan Dewi Puji Lestari melakukan dramatik reading yang disiarkan langsung secara live instagram pada hari Sabtu, 20 Juni 2020, pk 20.00.

Naskah yang dibawakan berjudul Tempat Istirahat, karya David Campton.

Pentas ini merupakan wujud pencarian kemungkinan-kemungkinan baru suatu pentas teater, terutama ketika kita tidak boleh bertemu fisik oleh karena wabah covid-19. Dewi ada di Jawa Timur sementara Padmo Adi ada di Jawa Tengah; pentas bersama meretas jarak kurang-lebih 300km.

Tentu ada kendala basic di sana: sinyal internet di Indonesia yang sungguh sangat petewele... hahaha... . Bisa jadi kami salah pilih hari; kami pentas di Malam Minggu, hari di mana bisa jadi ribuan pasang kekasih sedang dimabuk asmara meluapkan kerinduan mereka lewat internet... fufufu... .

Namun demikian, pentas kali ini membuat kami menyadari akan kemungkinan-kemungkinan pentas tanpa pertemuan fisik. Salah satu kemungkinannya adalah mendaur ulang bentuk drama lawas yang mungkin sudah ditinggalkan: drama radio. Apakah akan hadir drama podcast? Drama youtube? Atau drama instagram? Atau malah drama soundcloud? Kemungkinan itu terbuka lebar.

Yang jelas, teater adalah sesuatu yang dinamis, sebab yang menghidupinya adalah manusia yang selalu menjadi, sama seperti kata Sartre: l'etre-pour-soi... Ada-bagi-dirinya.

Terima kasih kepada Ivan "Tapir" Dhimas dari Malam Sastra Solo (MaSastrO). Terima kasih pula kepada keluarga besar Gesang "Brogess" Yoedhoko. Dan, terima kasih kepada para "hadirin" yang telah menyaksikan pertunjukan kami.

Salam.

Comments