TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

SELAMAT TINGGAL, AYU

 SELAMAT TINGGAL, AYU*

 

Di suatu pagi aku terbangun

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Di suatu pagi aku terbangun

Orba t’lah bangkit lagi!

 

Ya Reformasi, bawaku pergi

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Ya Reformasi, bawaku pergi

kurasa maut menjelang

 

Dan nanti jika kutelah mati

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Dan nanti jika kutelah mati

‘kau harus kubur aku

 

Kuburkan aku di atas bukit

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Kuburkan aku di atas bukit

di bawah naungan bunga

 

Orang-orang yang akan lewat

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Orang-orang yang akan lewat

kagumi bunga itu

 

Ya inilah bunga Reformasi

Oh selamat tinggal, Ayu... selamat tinggal!

Ya inilah bunga Reformasi

mati untuk merdeka

 

*disadur dengan bebas dari lagu Bella Ciao,

lagu antifasisme dari Italia

 

Singosari, 17 Februari 2024

@KalongGedhe

Comments

  1. Jare, sistem pemerintahan kui pancen berputar... Mungkin Saiki puterane wes mbalik Nang orba...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rezim Sukarno 20 tahun, Orba 32 tahun, mosok era Reformasi mung 25 tahun?! Donya ora adil!

      Delete

Post a Comment