SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

AKU MENCINTAIMU... DENGAN...

AKU MENCINTAIMU... DENGAN...

Aku mencintaimu dengan segenap Adaku
Aku mencintaimu dengan segenap diriku
Aku mencintaimu dengan segenap hidupku
Aku mencintaimu dengan segenap kemanusiaanku
Aku mencintaimu dengan segenap kesadaranku
Aku mencintaimu dengan segenap kehadiranku
Aku mencintaimu dengan segenap perasaanku
Aku mencintaimu dengan segenap pemikiranku
Aku mencintaimu dengan segenap ideku
Aku mencintaimu dengan segenap harapanku
Aku mencintaimu dengan segenap imanku
Aku mencintaimu dengan segenap cintaku
Aku mencintaimu dengan segenap kasihku
Aku mencintaimu dengan segenap sayangku
Aku mencintaimu dengan segenap rinduku
Aku mencintaimu dengan segenap karyaku
Aku mencintaimu dengan segenap jantungku
Aku mencintaimu dengan segenap darahku
Aku mencintaimu dengan segenap kelelakianku
Aku mencintaimu dengan segenap nafsuku
Aku mencintaimu dengan segenap spermaku
Aku mencintaimu dengan segenap pesonaku
Aku mencintaimu dengan segenap kromosomku
Aku mencintaimu dengan segenap waktuku
Aku mencintaimu dengan segenap perhatianku
Aku mencintaimu dengan segenap kreativitasku
Aku mencintaimu dengan segenap duniaku
Aku mencintaimu dengan segenap doaku
Aku mencintaimu dengan segenap aku

tepi Jakal, 06 November 2012
Padmo Adi

Comments