AWAL DARI KISAH YANG LAIN

AWAL DARI KISAH YANG LAIN Desain cover oleh Daniela Triani   Kata Pengantar Kisah-kisah Problematika Gender yang Manga-esque   Buku ini adalah ruang-waktu yang kami ciptakan supaya teman-teman mahasiswa Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya, yang terlibat di dalamnya memiliki kesempatan untuk berkarya mengartikulasikan pengalaman dan pemahaman mereka akan gender dan problematika yang ada tentang gender tersebut. Tentu teori-teori gender itu mereka dapatkan di dalam kelas. Dalam kesempatan ini, diharapkan para mahasiswa mampu mem- break down dan mengartikulasikan teori tersebut melalui sebuah kisah (fiksi) yang lebih dekat dengan mereka. Tentu saja pembahasan mengenai gender ini selalu menarik dan selalu terbuka akan berbagai macam kemungkinan. Kisah tentang gender yang dihadirkan oleh teman-teman mahasiswa Sastra Jepang ini sungguh menarik; ada kisah yang menelusuri problematika gender itu di ranah yang paling privat—ketika seseorang mempertanyakan identitas gende

Kami Bukan Setan

Kami Bukan Setan

Sepanjang malam kami gentayangan
duduk melingkar berputar
mengeja mantra-mantra
mendaras realita dunia

Kata kami ubah jadi mantra
Mantra kami ubah jadi bahasa
Bahasa kami ubah jadi Kebijaksanaan
Kebijaksanaan kami ubah jadi karya
Karya kami ubah jadi sejarah
Sejarah kami ubah jadi kata

Anggur persembahan kami adalah secangkir kopi
Asap rokok yang mengepul adalah dupa wangi
Semuanya bergema
melingkar
berputar

Dan, ketika adzan subuh berkumandang
kami segera bubar...
tak ada lagi yang melingkar
semua segera berlari-lari untuk pulang

Aku sendiri segera bersembunyi kembali
menyepi di Kaki Merapi
masuk ke bilik sunyi
tepat ketika lonceng gereja berdentang di pagi hari

Tidak,
kami bukan setan yang takut matahari
kami hanya penyair dan pemikir mandiri
yang menjadikan malam waktu diskusi
dan menjadikan siang waktu beraksi

(Mungkin kami akan mati...
tapi pada nisan kami akan tertulis banyak puisi
yang menceritakan bagaimana hidup dijalani)

tepi Jakal, 29 Agustus 2013

Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments