MARIA GRAVIDA: Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria, Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya

 MARIA GRAVIDA Merefleksikan Peristiwa Kehamilan Maria Kala Maria Mengalami Perubahan Radikal pada Tubuhnya Patung Maria Gravida berjudul Humanity of Mary  karya Galuh Sekartaji Patung ini sekarang ada di Kapel Kanisius, Jakarta Foto oleh Alexander Koko, S.J. Dari sekian banyak hal yang dapat dilakukan perempuan tanpa dapat dilakukan laki-laki, salah satunya adalah hamil. Perempuan secara biologis dianugerahi rahim, tempat tumbuhnya janin selama kurang-lebih 9 bulan. Peristiwa hamil dapat memiliki beragam makna bagi diri perempuan; bisa positif bisa juga negatif. Pada umumnya banyak perempuan menanti-nantikan kehamilan ini, bahkan merawat kehamilan ini dengan sungguh, hingga melahirkan nanti. Walau, dalam beberapa kasus ada juga kemudian perempuan yang menolak kehamilannya. Penolakan kehamilan ini biasanya terjadi karena situasi sosial yang tidak mendukung, misalnya ketiadaan lelaki—sang suami. Situasi tanpa lelaki (baca: suami) itu pulalah yang dialami Maria (atau dalam tr...

Sebelum Bangun Matahari

Sebelum Bangun Matahari

Mereka telah berbegas jauh sebelum bangun matahari
Mengecup kening anak mereka yang masih terlelap
Lalu berpacu mengejar waktu yang tak sudi berhenti
Dan kembali sekali lagi melewatkan indahnya pagi

Mereka berlari pada jalan empat lajur ke timur
Saling himpit, saling sikut, saling rebut
Tidak ada waktu untuk memelankan laju
Segalanya berpacu dalam irama yang tergesa

Mereka berlari menyongsong matahari pagi
Tiada hari esok, tiada kemarin, yang ada saat ini
Makan atau di makan, menyikut atau disikut
Tanpa harapan, jadi tua di jalan, demi nasi hari ini

Ke Jakarta, Pelacur Tua itu, mereka berpacu
Mereka dikondisikan untuk saling membunuh
Dan, ketika senja tiba dan mentari hendak berlalu
Berdesak-desakan pula mereka pulang berlabuh

Malam telah meraja, matahari telah tiada, bulan anggun di sana
Peluh masih memenuhi tubuh mereka, tapi uang tak seberapa
Membuka kunci, membuka gerbang, mereka masuk peraduan
Lalu mengecup kening anak mereka yang terlelap duluan

*untuk mereka yang mencari sesuap nasi di Jakarta
Jog-jakarta, 15 Agustus 2013

Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments