SEBUAH PUISI DI DADAMU

SEBUAH PUISI DI DADAMU kekasihku Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu dan ketika kaupandang dirimu di dalam cermin biarlah kauingat aku dan malam ini selalu Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu dengan kedua bibir dan hidungku yang selalu rindu mencecap aroma badanmu Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu sebelum kauucapkan selamat malam padaku dan terlelap di sampingku hingga pagi nanti Sarang Kalong, 27 Januari 2007 Padmo Adi

BAJINGAN!!!

BAJINGAN!!!


Di era kontemporer ini, kata "bajingan" mendapatkan estetikanya... .

Hal ini akan tercatat di dalam sejarah... di dalam sejarah sastra negeri ini... sama seperti kata "pemberontakan" dan "lawan" oleh Wiji Thukul.

Ketiga kata itu: "bajingan", "pemberontakan", dan "lawan" mendapatkan nilai estetisnya sebab menggambarkan perlawanan akar rumput terhadap kerakusan kelas atas yang bergandengan tangan dengan negara beserta aparatnya, dan keapatisan kelas menengah... .

Kata "bajingan" adalah penanda atas sebuah petanda baru, yaitu penolakan kapitalisasi sastra oleh seorang cukong bernama Denny JA! Baginya, sastra hanya dijadikan salah satu komoditas.

Terlebih lagi, kata "bajingan" akan menyeretmu keluar dari persembunyian metafisismu... agama dan simbol-simbolnya!

Padmo Adi

Comments