PADA PERSIMPANGAN JALAN

  PADA PERSIMPANGAN JALAN   Jalan di depan berkabut.  Dokumen pribadi . Kita akan berpisah. Tapi, aku senang pernah berjumpa denganmu, mengenalmu, dan melangkah bersamamu... hingga nanti pada persimpangan itu. Kau akan kembali ke asalmu, sementara aku tetap akan di sini, berjaga bersama waktu. Aku tidak pernah punya keberanian untuk berkunjung ke kotamu. Mungkin nanti ketika aku telah selesai di sini. Tapi, apakah nanti akan tiba? Yang jelas, nanti adalah perkara perpisahan. Jadi, selamat jalan.   Malang, 05 Desember 2022 Padmo Adi

AKU MENCINTAIMU... DENGAN...

AKU MENCINTAIMU... DENGAN...

Aku mencintaimu dengan segenap Adaku
Aku mencintaimu dengan segenap diriku
Aku mencintaimu dengan segenap hidupku
Aku mencintaimu dengan segenap kemanusiaanku
Aku mencintaimu dengan segenap kesadaranku
Aku mencintaimu dengan segenap kehadiranku
Aku mencintaimu dengan segenap perasaanku
Aku mencintaimu dengan segenap pemikiranku
Aku mencintaimu dengan segenap ideku
Aku mencintaimu dengan segenap harapanku
Aku mencintaimu dengan segenap imanku
Aku mencintaimu dengan segenap cintaku
Aku mencintaimu dengan segenap kasihku
Aku mencintaimu dengan segenap sayangku
Aku mencintaimu dengan segenap rinduku
Aku mencintaimu dengan segenap karyaku
Aku mencintaimu dengan segenap jantungku
Aku mencintaimu dengan segenap darahku
Aku mencintaimu dengan segenap kelelakianku
Aku mencintaimu dengan segenap nafsuku
Aku mencintaimu dengan segenap spermaku
Aku mencintaimu dengan segenap pesonaku
Aku mencintaimu dengan segenap kromosomku
Aku mencintaimu dengan segenap waktuku
Aku mencintaimu dengan segenap perhatianku
Aku mencintaimu dengan segenap kreativitasku
Aku mencintaimu dengan segenap duniaku
Aku mencintaimu dengan segenap doaku
Aku mencintaimu dengan segenap aku

tepi Jakal, 06 November 2012
Padmo Adi

Comments