SEBUAH PUISI DI DADAMU

SEBUAH PUISI DI DADAMU kekasihku Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu dan ketika kaupandang dirimu di dalam cermin biarlah kauingat aku dan malam ini selalu Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu dengan kedua bibir dan hidungku yang selalu rindu mencecap aroma badanmu Izinkan aku menggoreskan puisi di dadamu sebelum kauucapkan selamat malam padaku dan terlelap di sampingku hingga pagi nanti Sarang Kalong, 27 Januari 2007 Padmo Adi

Bukankah Kita Telah Merdeka?

Bukankah Kita Telah Merdeka?

Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun lalu moyang kita berjuang
Mengangkat bedil, mengangkat kelewang, mengangkat keris, dan pedang
bahkan tak jarang moyang kita memakai tipu muslihat dan diplomasi
demi meraih satu tujuan bersama, yaitu kemerdekaan dan harga diri

Kemudian sejarah pun mencatat...
ada yang menjadi pahlawan
ada pula yang menjadi pengkhianat!
Semuanya telah kita mitoskan

Dan, pada 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta membacakan proklamasi
Jadi, bukankah kita telah merdeka?

Ya... kita telah merdeka.
Itulah mitologi yang kita hidupi kini...
bahwa kita merdeka.
Tapi, sekarang... lalu apa?

15 Agustus 2013

Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments

Post a Comment