SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Kita adalah Ronin

Kita adalah Ronin*

Kita adalah ronin
samurai tak bertuan

Pasca-kematian tuan, kita bebas menjadi apapun!
Kita bebas bersama-sama mengadakan ritual seppuku**
atau terlebih dahulu membalaskan kematian tuan kita
sebelum akhirnya kita harakiri*** bersama-sama

Pasca-kematian tuan, kita bebas menjadi apapun!
Kita bebas mencari tuan yang lain untuk mengabdi
atau kita menjadi pendeta, rakyat biasa, atau petani
kita bebas menjadi bandit dan perampok atau polisi

Pasca-kematian tuan, memang kita menanggung malu
akan tetapi, kita menjadi merdeka
apakah akan bunuh diri oleh karena janji setia
atau akan memulai lembar baru dalam kehidupan kita

Pasca-kematian tuan
kita adalah ronin
samurai tak bertuan

Catatan:
* Samurai tanpa tuan.
** Ritual bunuh diri samurai berdasarkan kode etik samurai.
*** Ritual bunuh diri samurai berdasarkan kode etik samurai.

untuk Eko dan Tola
Sarang-Kalong, 21 Agustus 2013

Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments