MALAM DI SEBUAH TERMINAL

MALAM DI SEBUAH TERMINAL Seorang pengamen bernyanyi di dalam sebuah bus antarkota. Dokumen pribadi. Bus AKAP diam menggeram nunggu penumpang terburu mereka dikejar malam hari kadung jadi lesu Naik seorang perempuan padanya ada ukulele menyanyikan tembang kenangan harga dirinya timbang nglonthe Setelah turun itu perempuan naik lelaki berjualan tahu kepada penumpang dia tawarkan dia bilang tahunya tahu baru Lalu naik juga aki tua Ngaji baca ayat satu dua Tak lupa juga mengucap doa Lalu minta duit imbal surga Bus AKAP lari arungi malam membawa kenangan dan harapan disaksikan purnama yang diam Hidup tetap harus dilanjutkan Surabaya, 08 Oktober 2025 Padmo Adi

Kita adalah Ronin

Kita adalah Ronin*

Kita adalah ronin
samurai tak bertuan

Pasca-kematian tuan, kita bebas menjadi apapun!
Kita bebas bersama-sama mengadakan ritual seppuku**
atau terlebih dahulu membalaskan kematian tuan kita
sebelum akhirnya kita harakiri*** bersama-sama

Pasca-kematian tuan, kita bebas menjadi apapun!
Kita bebas mencari tuan yang lain untuk mengabdi
atau kita menjadi pendeta, rakyat biasa, atau petani
kita bebas menjadi bandit dan perampok atau polisi

Pasca-kematian tuan, memang kita menanggung malu
akan tetapi, kita menjadi merdeka
apakah akan bunuh diri oleh karena janji setia
atau akan memulai lembar baru dalam kehidupan kita

Pasca-kematian tuan
kita adalah ronin
samurai tak bertuan

Catatan:
* Samurai tanpa tuan.
** Ritual bunuh diri samurai berdasarkan kode etik samurai.
*** Ritual bunuh diri samurai berdasarkan kode etik samurai.

untuk Eko dan Tola
Sarang-Kalong, 21 Agustus 2013

Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments