TUJUH LEMBAR LIMA PULUH RIBU

TUJUH LEMBAR LIMA PULUH RIBU   Kalau kamu punya tiga ratus lima puluh ribu, mau kamu pakai buat beli apa?   Kalau aku, mau beli sepotong akal sehat dan seiris hati nurani.   Tapi, kalau itu terlalu mahal, aku beli buku RPUL saja, biar paham peristiwa genosida enam lima, komplit dengan kudeta merangkaknya, kemudian Pulau Buru, Talangsari, dan Malari lalu Tanjung Priok, Petrus, serta Kudatuli pun Timor Timur, Papua, Aceh, juga Trisakti.   Pernah ada masa tiga dasawarsa segalanya murah termasuk nyawamu!   Kalau kita punya tiga ratus lima puluh ribu, kita akan bertempik sorak dan berseru... HIDUP PAHLAWANKU!!!   Singosari, 10 November 2025 @KalongGedhe

Jawa Krama

Jawa Krama

Sudah banyak yang menduga
bahwa struktur Bahasa Jawa
di mana ada Ngoko dan Krama
bukanlah merupakan warisan Jawa Lama.

Akan tetapi, pandangan yang sebaliknya
justru begitu kuat mengakar di Solo-Jogja
bahwa menjadi manusia adalah menjadi “Jawa”
dan, menjadi “Jawa” adalah wajib berbahasa Krama.

Kita bisa mendiskusikan persoalan bahasa ini melalui filologi.
Tetapi, karena bahasa tidak pernah bebas nilai,
kita bisa melihat fenomena ini sebagai suatu hegemoni
agar pandangan dan kuasa Mataram masih mendominasi.

Ke Timur kini aku pergi
tentu dengan membawa kebanggaan seorang Surakarta
juga dengan segala asumsi
bahwa orang-orang Bang Wetan itu tak bisa Bahasa Krama.

Maka, berbicaralah aku dengan Bahasa Ngoko.
Kuharap dengan itu aku bisa menghormati orang Bang Wetan,
sebab berbahasa Krama mungkin adalah sebuah penyiksaan.
Namun, apa yang kudapat?
Dengan Bahasa Krama mereka menjawab!
Juga orang-orang Tengger itu...
walau tentu dengan logat khas setempat.

Apa yang terjadi?
Aku tak mampu memeri.
Jelasnya aku kecut hati
Sebab keliru itu segala asumsi

Malang, 30 November 2013
Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments