TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH

TAK LAGI DEKAT MEZBAH ALLAH   Tubuh Tuhan dikonsekrasikan. Dokumen Pasukan Komsos Singosari. Sebenarnya aku ini terlanjur ajur remuk dan terkutuk Bayang maut yang merenggut menjelma jadi takut   Bapak tidak genap empat lima   Kupunguti pecahan diriku yang berserakan di jalanan Aku tak nemu kedamaian di dalam gereja Tuhan   Lucunya, belasan tahun silam rasa yang sama pernah melanda Namun, kini aku lebih bisa nerima   Kubawa puing-puing itu dan kurangkai laksana kain perca   Mungkin ada baiknya aku tak lagi dekat mezbah Allah Tempatku jelas bukan sekitar altar Tempatku tidak di atas mimbar Tempatku ada di belakang layar di sudut sujud, penuh kemelut   Dosa-dosa kuhitung Doa-doa membubung   Ah... biarlah aku mengabadikan kejadian keajaiban Tubuh dan Darah Tuhan dikonsekrasikan   Aku rindu makan Daging Tuhan! dan minum Darah-Nya!   Sungguh aku tak layak Tuhan...

DUA MATA KECIL

DUA MATA KECIL
*kepada Ramanjaya

Masih dapat aku ingat dengan jelas
satu setengah tahun lalu kaunangis dengan keras
kemudian kaukencingi baju putih bidan-bidan itu
Seketika pecah pula air mataku memandangmu
Kunamai kau ‘Rama Sanjaya Padmakarna’
anak lelaki yang kudamba dari masa muda

Lekas nian waktu berlalu
Kini kaulari-lari tak kenal waktu
Ketika kupanggil ‘Rama’, “Njaya,” jawabmu
Leleh hati ini saat dengar kaubilang ‘Bapak’ padaku
lalu kaulari lagi menuju ibumu yang ayu
bilang “Nyonyo”, kemudian meringkuk nenen susu

di pendapa TBJT

Ramanjaya, kagol ini lenyap acap kali aku memelukmu
Dengan dua mata kecil itu, dalam-dalam aku kaupandang
Erat kaupegang pundak ini, tak rela kutinggal pergi
Namun sering aku harus pergi, demi nasi untukmu dan ibu
sebab puisi tak tiap hari bisa jadi nasi yang bikin kenyang
Tapi denganku kaucuma mau main ‘Oa’, bukan nasi

Ramanjaya, mbah kakungmu mati belum genap empat lima
Doakan bapak, biar bisa hidup agak lebih lama darinya
biar bisa nemani kamu besok waktu TK main bola
Dan semoga Tuhan Allah sudi mengabulkan satu doa
Permohonanku, aku bisa mengajakmu berkendara berdua
sebagaimana dulu bapakku mengajakku berkendara

Surakarta Utara, 22 Oktober 2018
Padmo Adi

Comments