SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

BUKAN AGAMA


BUKAN AGAMA

Bumi ini berputar oleh karena gaya gravitasi, bukan agama
Dunia ini berubah menjadi lebih baik oleh karena cinta, bukan agama
Manusia berevolusi menjadi sempurna oleh karena kesadaran, bukan agama

untuk apa agama
jika tanpa kebijaksanaan
jika tanpa cinta dan kasih sayang
jika tanpa penghargaan kepada kemanusiaan
?

Tuhan,
aku mencintaimu
bukan karena takut neraka
bukan karena menginginkan surga
bukan pula karena perintah ajaran agama
tapi karena aku hidup
mencintai kebijaksanaan
dan menghargai kemanusiaan
serta ingin merayakan kehidupan

Amin!!!

tepi Jakal, 06 November 2012
Padmo Adi

Comments