SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

TANGGUNG JAWAB

TANGGUNG JAWAB

Oalah kulup... belajarlah bertanggung jawab atas apa yang kamu miliki.
Kamu memiliki hidup, bertanggung jawablah atas hidupmu.
Kamu memiliki pendidikan yang baik, bertanggung jawablah atas pendidikanmu itu.
Kamu memiliki rumah yang layak, bertanggung jawablah atas rumahmu itu.
Kamu memiliki sandang yang cukup, bertanggung jawablah atas sandangmu itu.
Kamu memiliki bakat dan talenta, bertanggung jawablah atas bakat dan talentamu tersebut.
Kamu memiliki cinta, bertanggung jawablah atas cinta tersebut.
Kamu memiliki orang yang mencintai dan dicintai olehmu, bertanggung jawablah atasnya.

Kalau kamu sendiri tak mau bertanggung jawab atas apa yang kamu miliki, akankah orang lain sudi bertanggung jawab atas apa yang kaumiliki itu?
Atau, janganlah menangis ketika apa yang kamu miliki itu diambil dari padamu hanya karena kamu tak mau bertanggung jawab atasnya.

@KalongGedhe

Comments