PADMOSOEDARJO, Sang Pejuang dan Pecinta

PADMOSOEDARJO Sang Pejuang dan Pecinta   Padmosoedarjo muda. Foto koleksi pribadi . Padmosoedarjo, atau yang kupanggil Eyang Daryo, adalah Veteran Perang Kemerdekaan Indonesia. Eyang Daryo berjuang di bawah Ignatius Slamet Rijadi, khususnya pada peristiwa Serangan Umum Surakarta. Anak-anak Lurah Atmowirogo. Padmosoedarjo muda adalah dua dari kiri. Foto dokumen pribadi . Dari kiri ke kanan: Siti Nonijah, Hadrianus Denda Surono, Maria Goretti Purwini, dan Padmosoedarjo. Foto dokumen pribadi . Padmosoedarjo adalah seorang pejuang sekaligus pecinta. Ketika Siti Nonijah, istrinya, mengajukan pilihan sulit, pilih tetap jadi tentara atau pilih dirinya, Eyang Daryo lebih memilih istrinya, kekasih hatinya. Kemudian dia menjalani hidup sederhana di Kauman, Surakarta. Di usia senjanya, dia lebih dikenal sebagai tukang pijat bayi. Antara Thanatos dan Eros, jelas dia memilih Eros. Padmosoedarjo bersama salah seorang anak menantunya dan salah seorang cucunya,  Adita Dyah Padmi Noviati. Fot

Pesan Terakhir untuk Pacarku

Pesan Terakhir untuk Pacarku

Hidup ini indah, Sayang
dan terlalu berharga untuk tidak diperjuangkan
Cobalah diam dan biarkan matamu terpejam
Syahdu hati bernyanyi melantunkan lagu rindu

Itulah syair rindu yang akan menuntunmu
dan mengantar kepada kepenuhan kebahagiaan
yang layak untuk terus diperjuangkan
hingga hidup bermakna bahkan mengubah dunia

Maka, padamu kupinta, Sayang
jangan bunuh itu janin
mungkin dia anti-Lenin
jangan bunuh meski ingin kausangkal
mungkin dia juga antikapital

Kelak dia akan meneruskan usaha kami
mencari Jalan Ketiga bagi bangsa kita yang menderita
Dia akan meneruskan usaha kami
mengobarkan api revolusi atas ketimpangan masal ini

Meski kita belum menikah
Meski kita takkan pernah menikah
Sayang

tepi Jakal, 09 Maret 2009

Padmo Adi

Comments