Gadis
Itu Bernama “Angin Sepoi-sepoi”
Aku tidak selalu
merokok
Namun, jika aku
merokok,
kupastikan itu
tembakau asli
dari tanah Nusantara
dengan cengkeh tentu saja
Ini, kubawa
sekeresek alusan
dan sigaret
beserta beberapa bungkus cengkeh
Tapi tak kunjung
juga aku merokok
selalu saja
gagal aku melintingnya
Angin
sepoi-sepoi berhembus
menertawakanku
Hadir di
hadapanku gadis jelita
Tersenyum geli,
diambilnya lintingan gagalku
Dengan lembut
dilintingnya sigaret itu
Melirik
kepadaku, dijilatnya di ujung
lalu direkatkan dan diserahkan
kepadaku
“‘Kau itu
laki-laki, melinting saja tak bisa,” ejeknya
“Justru itu,”
jawabku, “supaya aku bisa selalu
menghampirimu
setiap kali aku
ingin melinting
tembakau alusan nusantara
bercengkeh ini,” aku menggoda
“Tidak kaubeli
saja rokok Amerika itu?” tanyanya
“Ah, hanya
menjajah saja...
Lagi pula itu
tembakau Amerika tak punya rasa.
Juga tidak dijilat olehmu... ,”
aku terus menggoda
Gadis itu
tersipu
Lalu lenyap jadi
asap
Gadis itu
bernama
“Angin
Sepoi-sepoi”
tepi
Jakal, 16 Maret 2014
Padmo
Adi
Comments
Post a Comment