TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

1998

1998
*kepada anak-anak di Sala

Anak-anak kita bahkan tidak tahu
apa yang terjadi
limabelas enambelas tahun yang lalu!
Mereka sama sekali tidak tahu!!!
Ini mengerikan... .

Kita tidak memerlukan pelajaran sejarah
sekadar untuk mengingatnya...
Kecuali kalau usiamu kurang dari enambelas kini
Memang kita butuh monumen...
"Di sini dulu sebuah toko dibakar
dan gadis cina diperkosa
oleh massa tak dikenal
yang konon berambut kotak"
Tapi hal itu tak pernah ada
Tak pernah ada

Peristiwa itu masih dekat dengan kita
Bola "Anak Mas" itu...
HP-HP baru itu...
Becak penuh sembako itu...
Api yang berkobar itu...
Serta tulisan "milik pribumi"
dan "pro reformasi"...
Lalu Si Jendral Tersenyum terguling

Aih... SE sudah jadi Jack Star!!!
Dan BHS Bank sudah jadi hotel
Kita sudah lupa
Kita amnesia

Politik pelupaan

*mengingat Surakarta
dari Ngayodyakarta, 10 Oktober 2014
Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments