TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

(Jog)Jakarta - Sebuah Jakarta yang Lain

(Jog)Jakarta
Sebuah Jakarta yang Lain

Cinta kita yang terpisah
(Jog)Jakarta
Kautahu dan mengerti benar
aku benci Batavia
Jika itu bukan oleh karenamu
takkan sudi kuinjakkan kaki
di Kota Pelacur Tua

Segala kemewahan yang ditawarkan
Segala gemerlap yang mencekam
justru membuatku kehilangan hidup
Gedung-gedung raksasa nan megah itu
tak mampu menutupi
kekumuhan
kesemrawutan
bau bacin selokan
dan udara pekat keabu-abuan

Aku selalu tak habis pikir
bagaimana mungkin kaubisa hidup
di penjara raksasa macam itu?

Batavia adalah laboratorium kapitalisme dan segala akibatnya
sementara kita adalah kelinci-kelinci percobaannya
Kautahu, Kekasih, cinta kita taruhannya!!!

Tapi aku tak mau kalah
Aku tak ingin kehilangan momentum
untuk bertemu denganmu
melihat senyummu

Cinta kita yang terpisah
(Jog)Jakarta
Bukan agama
Bukan kolot pikir orang tua
Bukan adat masyarakat
Tetapi semata kita butuh uang
untuk tetap hidup di dalam sistem
yang sudah bobrok ini
Dan kita terpisah
(Jog)Jakarta

Ah... bahkan kapitalisme telah lancang mengurusi perihal cinta!!!

Dengan gontai aku pulang...
Kembali ke pelukan ibu... Mataram
Meninggalkan
kekumuhan
kesemrawutan
bau bacin selokan
dan udara pekat keabu-abuan

Akan tetapi...
kautahu, Kekasih,
apa yang di rumah kutemukan?
Rara Jonggrang meminta Bandung Bandawasa
tak lagi membangun seribu candi
melainkan seribu hotel berbintang
supaya hadir Jakarta-jakarta yang lain
(Jog)Jakarta

Trans-Jogja, Ring Road Utara
18 Oktober 2014
Padmo Adi

Comments