SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Dia Mau Jadi Belanda

Dia Mau Jadi Belanda

Ka, kenapa kaupakai kebaya?
Bukankah hampir tiap hari 'kau bercelana jeans...
hampir sobek di lutut?
Jawabmu, hendak meneladan sesosok Putri Sejati
harum namanya... .

Gadis Jawa dia
lengkap dengan sanggul dan kebaya
Anak Bupati Jepara
Ningrat Jawa!
Raden Ajeng gelarnya.

Namun, Ka, pernahkah kaubaca suratnya kepada Stella Zeehandelaar?
Tak perlu semua, lima halaman saja... .
Kepada perempuan bule itu dia bicara
dia tak ingin jadi Jawa!
Belenggu semata
Dia ingin jadi Eropa...
jadi Belanda!!!

Dia ingin merdeka, Ka... dari adat Jawa
juga dari suami pilihan orang tua!
Iya, Ka, benar... DIA TAK INGIN MENIKAH!!!
Tapi, dia harus... harus, Ka!
Terpaksa
Sebab, dia berkata,
"Bagi perempuan Islam, tidak kawin adalah dosa."
Tapi dia juga berkata,
"Azab sengsara masih terlalu halus untuk menggambarkan perkawinan!"

Aih... Ka... kiranya 'kau tak pernah membaca surat-suratnya itu...
sebab tentu 'kau akan segera menanggalkan kebayamu, lalu kembali mengenakan hotpants jeans-mu.
Kembali ngeropa...
kembali ngamerika.

Ah, Ka... mengapa tidak kautiru saja Cut Nyak Dien
yang menunggang kuda
atau Martha Christina Tiahahu?!
Mereka jelas-jelas anti-Belanda!
Mereka tidak menyurati nonik Belanda!
Mereka menetak kejantanan para sinyo bule berkulit babi!!!

Ka, idolamu yang berkebaya itu ingin jadi Belanda
bukan Jawa.


Padmo Adi (@KalongGedhe)

Comments