TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

HANYA MAKI!


HANYA MAKI!

Sungguh aku ingin menulis puisi
Tapi yang kumiliki hanya maki
Kemarahan ini menggumpal
Selalu menghantui bagai ajal

Ingin kupotong tenggorokan itu
Dan kucincang bibir lamismu
Sebab kata yang keluar hanya muka
tapi semuanya tiada yang terbuka

Sungguh aku ingin menulis puisi
Tapi yang kumiliki hanya maki
Kautak pernah anggapku ada
Bagimu tak pernah ada "kita"

Jika bukan karena gadis berkacamata
mungkin perkara akan runyam semata
Dan perutusan juga belum selesai
Belum ada alasan untuk menyeringai

Seumpama aku Ramawijaya
kucampakkan Sinta setelah kuterima
Sayang aku ini Dasamuka
Kujaga Sinta walau dia tak cinta

Sungguh... aku ingin menulis puisi
Tapi aku takut, yang keluar hanya maki!

10 April 2017
@KalongGedhe

Comments