PADA PERSIMPANGAN JALAN

  PADA PERSIMPANGAN JALAN   Jalan di depan berkabut.  Dokumen pribadi . Kita akan berpisah. Tapi, aku senang pernah berjumpa denganmu, mengenalmu, dan melangkah bersamamu... hingga nanti pada persimpangan itu. Kau akan kembali ke asalmu, sementara aku tetap akan di sini, berjaga bersama waktu. Aku tidak pernah punya keberanian untuk berkunjung ke kotamu. Mungkin nanti ketika aku telah selesai di sini. Tapi, apakah nanti akan tiba? Yang jelas, nanti adalah perkara perpisahan. Jadi, selamat jalan.   Malang, 05 Desember 2022 Padmo Adi

AFORISME AGUSTUS-SEPTEMBER 2017

Bercinta Bagi Kelas Proletar

Bagi kelas proletar yang tidak memiliki televisi, tidak memiliki radio, bahkan tidak memiliki handphone yang bisa buat internetan, bercinta bisa menjadi satu-satunya hiburan yang bisa bikin lupa bahwa ini tanggal tua.

27 Agustus 2017
@KalongGedhe

***


KOMIDI PUTAR

Hidup itu seperti menaiki Komidi Putar tanpa wiyu-wiyu. Supaya gayeng, sebaiknya aku menyuarakan wiyu-wiyu itu dari mulutku sendiri... semata agar Komidi Putar ini tetap komidi.

31 Agustus 2017
@KalongGedhe

***


 

Tuhan

1. Aku tidak tahu (si)apa Tuhan bagimu. Bagiku, Tuhan itu pelawak yang gak lucu. Jayus. Namanya aja Jayus Kristus!!!

2. Pernah suatu sore aku mencari Tuhan di belakang altar. Tapi aku tidak menemukan Tuhan di sana. Akhirnya, aku pergi ke pasar. Tuhan sedang sakit kusta, telanjang, di sudut pasar itu. Dia memandangiku. Apa yang Dia mau?

3. Suatu siang kudapati jalanan macet. Orang-orang berdemo, membawa-bawa Nama Tuhan. Tapi tak kulihat Tuhan di sana. Ternyata, Tuhan sedang menunggui orang bercinta! “Aku sedang menciptakan anak manusia!” sabda-Nya.

4. Sering kali kudapati Tuhan yang diam. Tak sepatah kata pun Dia sabdakan. Biasanya yang cerewet itu justru para Pengkhotbah... . Cerewet... karena dapat uang dari cerewetnya itu. Sekali “Tuhan sertamu”, sepuluh juta bisa masuk kantong. Tapi, sering kali Tuhan itu diam. Tak terperi. Melampaui bahasa. Sebab, bahasa itu tak paripurna. Petanda apa yang bisa kita berikan kepada Penanda “Tuhan”?

Jalan Ruwet Duwet, 07 September 2017
@KalongGedhe



Comments