SECAWAN ANGGUR

  SECAWAN ANGGUR Jika sekiranya mungkin biarlah anggur ini lalu daripadaku. Tapi bukan kehendakku yang jadi, melainkan kehendak Bapa di surga. Dokumen pribadi. Di sini... di kota ini... aku benar-benar disapih dikastrasi dibiarkan mati-hidup sendiri Tidak ada hangat peluk puk-puk Mama Tidak ada lembut dekap payudara Tidak ada selimur supaya tak lagi berair mata Dijauhkan dari Tanah pusaka tempat moyangku dibumikan Dan kini cuma jadi kerinduan yang kepadanya hasrat mendamba Akan tetapi, keadaan ini justru aku syukuri sebab aku dengan merdeka mengada tanpa perlu alasan yang mengada-ada Aku bebas menciptakan diri bebas mengartikulasikan diri Aku bebas merayakan hidup menari dengan irama degup Memang hidup yang senyatanya ini tragedi belaka Apa makna dari membuka mata pagi-pagi, lalu memejamkannya di waktu malam tiba? Kecerdasan adalah memaknai tragedi sebagai komedi. Lalu kita bisa menertawakan duka yang memang musti kita terima! Menerima Mengakui adalah

Urip Kuwi Kaya Udud, Ngudud! (Aforisme Maret 2018)

Urip Kuwi Kaya Udud, Ngudud!

  1. Ayub kae ya nganggo protes ro Gusti Allah sik... .
  2. Genre tragi-komedi itu ada karena hidup yang pahit itu bisa juga ditertawakan... dengan getir dan sinis.
  3. Jangan-jangan, Tuhan itu adalah anak kecil yang sedang bosan... lalu menciptakan semesta... lalu menciptakan manusia... untuk nonton drama, tragi-komedi.
  4. Bagaimana jika seandainya memang benar bahwa hidup adalah sebuah keterlemparan... sehingga memang tidak ada makna di sana; bagaikan character pada game MMORPG yang tidak memiliki plot.
  5. Urip kuwi kaya udud, ngudud... sia-sia, ning ya tetep ana sing nglakoni dengan pemaknaannya masing-masing.
Padmo Adi

Comments