TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA

TUANG AIR MATAMU SECUKUPNYA   Seorang lelaki mengenakan kostum Garuda tengah beristirahat dengan sebat. Kepada para lelaki, menangislah jika harus menangis, sebab hidup ini sering kali tragis. Tuang air matamu secukupnya, lalu kemasi dirimu kembali, selesaikanlah hidupmu lagi.   Kehilangan demi kehilangan, kekalahan demi kekalahan, dari satu luka ke luka lain, kita telan kepedihan-kepedihan. Sering kali tak tertahankan. Sering kali menghancurkan.   Letakkan. Lepaskan. Ungkapkan. Tidak semua harus dipanggul! Pilihlah yang berharga. Pilihlah yang bermakna.   Lewat derita kita rangkai kata jadi cerita balada legenda abadi bersama semesta!   Malang, 04 Oktober 2024 Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Kisah Si Momo

Kisah Si Momo
 
Ilustrasi oleh Louis Edo Kris Kelana

Sewaktu kecil Momo ingin jadi sastrawan
Teman-temannya sudah jadi cerpenis dan penyair
Momo masih duduk di belakang gerobak hik
Dia menyeruput es teh yang mulai mencair

Beranjak remaja, Momo ingin jadi aktor
Teman-temannya sudah nongol di layar lebar
Momo masih duduk di belakang gerobak hik
Dia menyeruput es teh dan merasa segar

Lulus SMA, Momo ingin jadi pastor
Teman-temannya sudah memimpin ekaristi
Momo masih duduk di belakang gerobak hik
Dia mulai mengunyah mendoan dan nasi

Sewaktu kuliah Momo ingin jadi dosen
Teman-temannya sudah mengajar di kampus
Momo masih duduk di belakang gerobak hik
Kali ini dia mengunyah nasi dan tempe gembus

Teman-teman Momo sudah jadi sastrawan
Teman-teman Momo sudah jadi aktor
Teman-teman Momo sudah jadi pastor
Teman-teman Momo sudah jadi dosen

Momo masih duduk di belakang gerobak hik
Uangnya tinggal dua puluh ribu saja
Kemarin dia melamar kerja
Ternyata ditipu, hilang delapan juta

Momo melahap mendoan, gembus, dan nasi
Lalu dengan segelas es teh dia menutup hari

Surakarta, 15 Oktober 2018
Padmo Adi

Comments