KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING

  KISAH PERANTAU DI TANAH YANG ASING   Pada suatu malam Sang Hyang bersabda, “Pergilah ke Timur, ke tanah yang Kujanjikan keluarlah dari kota ayahmu pergilah dari kota kakek moyangmu seperti halnya Isyana boyongan begitulah kamu akan mengenang moyangmu yang di Medang.”   Aku mengiya dalam kedalaman sembah-Hyang, sembari mengenang para leluhur, bapak dan eyang. Leluhurku adalah Sang Tiyang Mardika yang dengan kebebasannya menganggit sastra Jawa . Sementara eyang adalah pasukan Slamet Riyadi, ibunya Tumenggung, ayahnya Lurah! Bapak sendiri adalah pegawai negeri, guru sekolah menengah di utara Jawa Tengah.   Di sinilah aku sekarang, di tanah Wangsa Rajasa Tidak pernah aku sangka, tidak pernah aku minta Apa yang Kaumaui, Dhuh Gusti Pangeran mami ?! Apa yang Kaukehendaki kulakukan di tanah ini?   Belum genap semua terjawab, empat kali bumi kelilingi matahari! Pun baru purna enam purnama, saat aku tetirah di timur Singhasari, oh, aku

TRAH SANG GARUDA

TRAH SANG GARUDA

 

Mahasiswa dan Dosen Modul Nusantara PMM 2 Brawijaya Tahun 2022, Kelompok OSKAB MAYA.
Para mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia.
Berbagai latar belakang suku, budaya, bahasa daerah, dan agama.
Namun, semua sama-sama Indonesia.
Foto dokumen pribadi.


Kita adalah anak-anak Garuda

Yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi

Di atas tanah suci Nusantara

Di sanalah kita hidup dan kelak mati

 

Ingatlah bagaimana Sang Garuda

Meruwat dan membebaskan Ibunya

Dari belenggu penjajahan seratus Naga

Dan membawa kemerdekaan jiwa-raga

 

Kita adalah anak-anak Merdeka

Yang percaya Tuhan yang Mahaesa

Dan menjunjung peradaban manusia

Menyatukan kita di atas segala beda

 

Kita adalah anak-anak Merdeka

Kuasa ini dari genggam erat antarwarga

Yang memberi keadilan di antara kita

Di atas segala perbedaan kita satu juga

 

Siapa peduli kamu Konghuchu, Hindhu, atau Buddha?

Siapa peduli kamu Muslim, Protestan, atau Katolik Roma?

Selalu ingatlah bahwa Bhinneka Tunggal Ika!

Dan yakinlah bahwa Tan Hana Dharma Mangwra!

 

Kita adalah anak-anak Garuda

Yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi

Di atas tanah suci Nusantara

Di sanalah kita hidup dan kelak mati

 

Denpasar, Sukra Kasih, 19 Mei 2023

Padmo Adi

Comments