MALAM DI SEBUAH TERMINAL

MALAM DI SEBUAH TERMINAL Seorang pengamen bernyanyi di dalam sebuah bus antarkota. Dokumen pribadi. Bus AKAP diam menggeram nunggu penumpang terburu mereka dikejar malam hari kadung jadi lesu Naik seorang perempuan padanya ada ukulele menyanyikan tembang kenangan harga dirinya timbang nglonthe Setelah turun itu perempuan naik lelaki berjualan tahu kepada penumpang dia tawarkan dia bilang tahunya tahu baru Lalu naik juga aki tua Ngaji baca ayat satu dua Tak lupa juga mengucap doa Lalu minta duit imbal surga Bus AKAP lari arungi malam membawa kenangan dan harapan disaksikan purnama yang diam Hidup tetap harus dilanjutkan Surabaya, 08 Oktober 2025 Padmo Adi

BEBAN NEGARA

 BEBAN NEGARA

 

Apakah bagi Negara pendidikan itu beban?

Aku mencoba melihat kembali

perihal apa yang masih tersedia

apa-apa saja yang masih berharga

Ah, sedih sekali inkarnasi jadi WNI!

 

Ibu dan ayahku pendidik bangsa

mereka cerdaskan bocah-bocah

mengabdi di daerah pinggir kota

di pedalaman utara Jawa Tengah

 

Eyang maju tempur kala revolusi

bersama Ignatius Slamet Riyadi

kini tetirah langgeng di Surakarta

Merah Putih ada pada nisannya

 

Warengku adalah Tiyang Mardika

yang nganggit sastra di Surakarta

tapi siapa yang kini baca romannya?

apalagi dia tulis pakai Hanacaraka

 

Namun, inilah aku di sini kini

meratapi pajak yang lipat tinggi

lihat beras naik tak turun lagi

dianggap beban walau mengabdi

 

Ah, jangan kauajari nasionalisme

tak perlu kauajari cinta tanah air

Negara ini telah lupa preambule

Sila V dingin beku tak pernah cair

 

Malang, 21 Agustus 2025

Padmo Adi

Comments