BULAN KEMERDEKAAN
Dua minggu lalu kita dipanggang matari
dengan cinta mengenang kebebasan
hormat pada Merah-Putih
lambang darah-keringat perjuangan moyang
simbol cinta-harapan hidup sejahtera
di tanah merdeka, milik kita!
Pada Minggu itu aku saksikan kawan-kawanku
berdandan a la pejuang dan
pahlawan
memainkan kembali kisah perlawanan
Lalu bersama bergembira
Delapan puluh tahun kita merdeka!
Merdeka?
Kamis lalu seorang pemuda tewas dilindas ACAB!
Hari ini seorang mahasiswa mati dipersekusi ACAB!
Mana Sila Kedua Pancasila?!
Kami bersuara bukan karena benci!
Kami hanya ingin Sila Kelima Pancasila
terwujud nyata di
tanah kita!
Aku tidak akan pernah lagi sudi
mengajar Pancasila dan Kewarganegaraan di negeri ini!!!
Biadab-biadab itu adalah monster
yang dididik untuk hanya tahu menyiksa, mendera, dan membunuh!
Biadab-biadab itu adalah Herder
yang dilatih untuk melindungi kepentingan Babi rakus dengan patuh!
Beginilah nasib manusia yang setia bekerja lalu nurut bayar pajak; seperti
sapi yang siap diperah susunya, seperti domba yang siap dipotong lehernya. Beginilah
nasib rakyat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan!
Beginilah nasib warga yang diwakili oleh para garong dan bromocorah!! Beginilah
nasib bangsa yang punya pemimpin seorang pendusta, penculik, dan pembunuh!!!
Dan kini
aku menyaksikan kabut kematian dihembuskan dari istana
Ndhas-ndhas kothak bergentayangan!
Setelah dua puluh tujuh tahun mereka dikembalikan ke alamnya;
kini mereka punya izin untuk menenggak darah kita semua!
Wahai Sukarno!
doakanlah kami
Wahai Hatta!
doakanlah kami
Wahai Sjahrir!
doakanlah kami
Wahai Tan Malaka!
doakanlah kami
Wahai Hok Gie!
doakanlah kami
Wahai Pramoedya!
doakanlah kami
Wahai Thukul!
doakanlah kami
Wahai Marsinah!
doakanlah kami
Wahai Gus Dur!
doakanlah kami
Wahai Mangunwijaya!
doakanlah kami
Wahai Munir!
doakanlah kami
Wahai Udin!
doakanlah kami
Wahai Lambang!
doakanlah kami
...
Kristus! DATANGLAH SEGERA
ke negeri kami yang terkutuk ini!
Tuhan kasihanilah kami.
Wahai Anak Domba, utuslah Mikael
dan bala tentara surga melindungi kami,
warga Indonesia yang dianggap sapi
oleh pemimpinnya sendiri.
Singosari, 31 Agustus 2025
Padmo Adi
Comments
Post a Comment