MALAM DI SEBUAH TERMINAL

MALAM DI SEBUAH TERMINAL Seorang pengamen bernyanyi di dalam sebuah bus antarkota. Dokumen pribadi. Bus AKAP diam menggeram nunggu penumpang terburu mereka dikejar malam hari kadung jadi lesu Naik seorang perempuan padanya ada ukulele menyanyikan tembang kenangan harga dirinya timbang nglonthe Setelah turun itu perempuan naik lelaki berjualan tahu kepada penumpang dia tawarkan dia bilang tahunya tahu baru Lalu naik juga aki tua Ngaji baca ayat satu dua Tak lupa juga mengucap doa Lalu minta duit imbal surga Bus AKAP lari arungi malam membawa kenangan dan harapan disaksikan purnama yang diam Hidup tetap harus dilanjutkan Surabaya, 08 Oktober 2025 Padmo Adi

Bukankah Kita Telah Merdeka?

Bukankah Kita Telah Merdeka?

Berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun lalu moyang kita berjuang
Mengangkat bedil, mengangkat kelewang, mengangkat keris, dan pedang
bahkan tak jarang moyang kita memakai tipu muslihat dan diplomasi
demi meraih satu tujuan bersama, yaitu kemerdekaan dan harga diri

Kemudian sejarah pun mencatat...
ada yang menjadi pahlawan
ada pula yang menjadi pengkhianat!
Semuanya telah kita mitoskan

Dan, pada 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta membacakan proklamasi
Jadi, bukankah kita telah merdeka?

Ya... kita telah merdeka.
Itulah mitologi yang kita hidupi kini...
bahwa kita merdeka.
Tapi, sekarang... lalu apa?

15 Agustus 2013

Padmo “Kalong Gedhe” Adi

Comments

Post a Comment